Seperti yang kita ketahui, setiap makhluk yang hidup pasti akan mati.
Ternyata, pada saat kita menjadi mayit, atau meninggal, kita akan
mengalami keadaan yang paling pedih. Apa keadaan yang paling pedih yang
dialami saat mayit baru meninggal? Berikut kisah hikmahnya..
***
Alkisah pada suatu ketika, Aisyah bercerita..
Rasulullah saw kemudian tiduran dengan meletakkan kepalanya diatas
pangkuanku. beliau tidur dengan telentang. Diatas tengkuknya aku berbuat
mencari uban jenggotnya. Akhirnya aku melihat dalam jenggot beliau ada
11 rambut putih. Lantas aku berfikir, dalam hati aku mengatakan: "Bahwa
beliau ini akan wafat mendahului aku, maka tinggallah umat ini tanpa ada
Nabi". Tanpa terasa aku menangis sampai air mataku mengalir dipipi
sehingga menetes kewajah Rasulullah SAW, beliau langsung terbangun dari
tidurnya seraya bertanya: "Apa yang menyebabkan dirimu menangis wahai
Ummul Mukminin?"
Aku lantas menceritakan kepada beliau suatu
cerita. Beliau lalu bertanya kepadaku: "Saat apa yang paling pedih
dialami mayit?". Aku menjawab: "Tidak ada keadaan yang paling pedih
diatas diri si mayit disaat mayit keluar dari rumahnya, sedangkan
anak-anaknya berduka cita dibelakangnya, seraya mengatakan:
"Aduh...bapak...aduh... Sedangkan ibu dan bapaknya berkata: Aduh...
anakku..."
Rasulullah lalu bersabda: "Yang ini lebih pedih lagi".
Kemudian aku bertanya: "Apa yang lebih pedih dari itu Ya Rasulullah?".
Beliau menjawab: "Tidak ada keadaan yang paling pedih bagi simayit
ketika ia diletakkan dalam liang kubur kemudian diuruk dengan tanah.
Setelah itu, kembalilah para kerabatnya, anak-anaknya dan para
kekasihnya, mereka semua menyerahkan simayit kepada Allah Ta'ala beserta
perbuatan amalnya. Lalu datanglah malaikat Munkar dan Nakir dalam
kuburnya.
Kemudian Nabi saw bertanya: "Saat apa yang paling pedih
dari kejadian tersebut itu?". Aku menjawab: "Allah dan RasulNya yang
lebih tahu".
Beliau lantas bersabda: "Wahai Aisyah, sesungguhnya
keadaan yang paling pedih atas diri simayit adalah ketika orang yang
memandikan masuk kepadanya untuk memandikan dirinya, lalu orang yang
memandikan mengeluarkan cincin si mayit muda dari jarinya, melepaskan
baju penganten dari badannya, melepaskan surban mayit tua atau mayit
alim dari kepalanya guna dimandikan. Pada saat itu, ruhnya memanggil
sewaktu melihat simayit dalam keadaan telanjang, dengan suara yang bisa
didengar oleh seluruh makhluk, kecuali jin dan manusia. Ruh itu
mengatakan: "Wahai orang yang memandikan, aku meminta supaya kalian
menyopot bajuku dengan pelan, sebab saat ini aku benar-benar ingin
istirahat akibat dari sakitnya tarikan Malikat maut tadi".
Ketika
orang-orang sedang memandikan mayit, maka berkatalah ruh: "Wahai orang
yang memandikan, kalian jangan memegang aku dengan kuat, sebab jasadku
telah luka akibat dari keluarnya ruh".
Setelah selesai dimandikan
simayit diletakkan didalam kain kafan, kemudian diikat pada tempat
kedua telapak kakinya. Pada saat itu si mayit memanggil-manggil: "Wahai
orang yang memandikan, kalian jangan mengikat kain kafan kepalaku
sehingga aku bisa melihat wajah istriku, anak-anakku dan kaum kerabatku,
sebab pada hari ini adalah hari yang terakhir kali aku melihat mereka.
Hari ini aku akan pisah dengan mereka, aku juga tidak akan melihat
mereka lagi sampai hari kiamat tiba.
Sewaktu mayit dikeluarkan
dari rumah, maka mayit berseru: "Wahai golonganku, kutinggalkan istriku
dalam keadaan janda, kalian jangan menyakitinya. Kutinggalkan
anak-anakku dalam keadaan yatim, kalian jangan menyakitinya, sebab pada
hari ini aku keluar rumah dan tidak akan kembali lagi pada mereka untuk
selamanya.
Tatkala mayit diletakkan diatas keranda, simayit
berseru: "Wahai golonganku, kalian jangan tergesa-gesa membawaku,
sehingga aku bisa mendengarkan suara istriku, anak-anakku, serta kaum
kerabatku, sebab pada hari ini aku berpisah dengan mereka sampai hari
kiamat.
Pada saat mayit dipikul diatas keranda dan orang-orang
yang mengantarkan sudah melangkahkan kakinya tiga kali, tiba-tiba ada
seruan dengan suara yang bisa didengar oleh sagala sesuatu kecuali
manusia dan jin. Ruh itu berkata: "Wahai para kekasihku, wahai para
saudaraku, wahai anak-anakku, janganlah kalian terbujuk oleh tipu daya
dunia, sebagaimana dunia telah menipu diriku. janganlah kalian
dipermainkan zaman, sebagaimana jalan telah mempermainkan diriku.
Ambillah pelajaran apa yang aku alami ini, sesungguhnya aku telah
meninggalkan semua harta yang tealah aku kumpulkan untuk ahli warisku,
dan mereka tidak mau menanggung sedikit pun dari kesalahanku. Didalam
kubur Allah menghisab aku, sedangkan didunia kalian bersenang-senang
dengan segala isinya. Kalian juga tidak mendoakan aku ketika kalian
menshalati jenazah.
Pada waktu sebagian ahlinya dan
teman-temannya kembali dari tempat shalat, maka si mayit berkata: "Wahai
saudaraku, aku mengetahui bahwa mayit itu lupa dikala hidupnya, tetapi
kalian jangan melupakan aku secepat ini sebelum kalian menanamku,
sehingga aku bisa melihat pada tempatku. Wahai saudaraku, aku mengetahui
bahwa wajah mayit lebih dingin dari pada air yang dingin menurut
perasaan hati orang yang masih hidup, tetapi kalian janganlah kembali
secepat ini".
Ketika mayit diletakkan didekat kuburnya, simayit
berkata: "Wahai golonganku, wahai saudara-saudaraku, aku telah mendoakan
kalian tetapi kalian tidak pernah mendoakan diriku".
Saat mayit
diletakkan dalam kuburnya, simayit berkata: "Wahai ahli waris, aku tidak
mengumpulkan harta yang banyak kecuali aku tinggalkan untuk kalian,
maka ingatlah kalian kepadaku dengan memperbanyak kebaikan seperti yang
telah aku ajarkan kepada kalian tentang isi Al-Quran dan tata krama,
janganlah kalian lupa untuk mendoakan aku".
***
No comments:
Post a Comment
assalamualaikum