Kasus JNT :
Tentang Values Driven
Kit disuguhkan dengan fenomena salah satu ekspedisi baru yang menarik. Di salah satu acara gathering nasionalnya, bersliweran adegan adegan pesertanya meminum bir. Bahkan beberapa diantaranya sembari teler ngga karuan. Untung ga mati ya.
Kemudian viral d sosmed bersahutan. Tanpa hitungan hari, puluhan bahkan saya liat ratusan olshop 'declare' memtuskan ngga akan lagi memakai ekspedisi ini. Klarifikasi resmi sayangnya agak telat ya, berselang 1-2 hari. Mungkin kemarin masih teler soalnya :v
Ini mirip kasus Sari Roti, Startbuck dan lainnya. Kalau kita jeli, inilah efek dan pelajaran nyata dari bukti transformasi Marketing. Rekan rekan di MarkPlus menyebutnya Marketing 4.0.
Era dulu, konsumen adalah Raja. Kita bisa bohong sama mereka. Dan mereka pun hanya dianggap sebagai pihak yg memiliki pikiran inindan itu . Lalu perlahan bergeser k era partnership. Konsumen setara dengan company kita. Ia dianggap memiliki pikiran dan hati yg harus kita perhatikan. Era tsb berkembang dengan menjamurnya Customer Service dan Cust Relationship, dll.
Nah, era kini mulai bertransformasi ke arah bahwa konsumen bukan cuma memiliki pikiran dan hati. Mereka memiliki SPIRIT. konsumen memiliki Value. Dan Value ini mesti kita pahamidan pelajari.
Maka, di era ini sering kualitas produk dan layanan BUKAN HAL UTAMA. tapi bisa jadi Culture perusahaan kita lah yg menentukan konsumen kita memilih kita.
Kembali k kasus ekspedisi, siapa yg meragukan layanan nya? Murah Bagus dan cepat. Secara kualitas dia bagus. Oke. Fine. Tapi ...Ketika Perusahaan ini menampakkan Value yg tidak sesuai dengan Value customer nya. Maka ia ditinggalkan. Sekalipun jelas jelas ngga ada hubunganya antara ekspedisi dengan miras.
Kesamaan Value menjadi lebih penting dari sekedar kualitas layanan dan produk kita.
Semoga kita semua mulai sadar akan hal ini. Dan berbenah untuk Melangit tanpa lupa Membumi.
Salam Scale up!
Adam Habibie
Tentang Values Driven
Kit disuguhkan dengan fenomena salah satu ekspedisi baru yang menarik. Di salah satu acara gathering nasionalnya, bersliweran adegan adegan pesertanya meminum bir. Bahkan beberapa diantaranya sembari teler ngga karuan. Untung ga mati ya.
Kemudian viral d sosmed bersahutan. Tanpa hitungan hari, puluhan bahkan saya liat ratusan olshop 'declare' memtuskan ngga akan lagi memakai ekspedisi ini. Klarifikasi resmi sayangnya agak telat ya, berselang 1-2 hari. Mungkin kemarin masih teler soalnya :v
Ini mirip kasus Sari Roti, Startbuck dan lainnya. Kalau kita jeli, inilah efek dan pelajaran nyata dari bukti transformasi Marketing. Rekan rekan di MarkPlus menyebutnya Marketing 4.0.
Era dulu, konsumen adalah Raja. Kita bisa bohong sama mereka. Dan mereka pun hanya dianggap sebagai pihak yg memiliki pikiran inindan itu . Lalu perlahan bergeser k era partnership. Konsumen setara dengan company kita. Ia dianggap memiliki pikiran dan hati yg harus kita perhatikan. Era tsb berkembang dengan menjamurnya Customer Service dan Cust Relationship, dll.
Nah, era kini mulai bertransformasi ke arah bahwa konsumen bukan cuma memiliki pikiran dan hati. Mereka memiliki SPIRIT. konsumen memiliki Value. Dan Value ini mesti kita pahamidan pelajari.
Maka, di era ini sering kualitas produk dan layanan BUKAN HAL UTAMA. tapi bisa jadi Culture perusahaan kita lah yg menentukan konsumen kita memilih kita.
Kembali k kasus ekspedisi, siapa yg meragukan layanan nya? Murah Bagus dan cepat. Secara kualitas dia bagus. Oke. Fine. Tapi ...Ketika Perusahaan ini menampakkan Value yg tidak sesuai dengan Value customer nya. Maka ia ditinggalkan. Sekalipun jelas jelas ngga ada hubunganya antara ekspedisi dengan miras.
Kesamaan Value menjadi lebih penting dari sekedar kualitas layanan dan produk kita.
Semoga kita semua mulai sadar akan hal ini. Dan berbenah untuk Melangit tanpa lupa Membumi.
Salam Scale up!
Adam Habibie
No comments:
Post a Comment
assalamualaikum