BANDAR LAMPUNG (Lampost): Seratusan pelajar muslim yang tergabung
dalam Forum Kerja Sama Pelajar Muslim (Forkapmi) Bandar Lampung mendesak
Pemerintah Kota setempat untuk menutup semua tempat maksiat. Selain
karena melanggar ajaran Islam, hal ini untuk menghormati datangnya
Ramadan.
Ketua Umum Forkapmi Imam Tohid dalam aksi simpatik seratusan pelajar muslim, Jumat (21-6), di bundaran Adipura, mengatakan penutupan tempat maksiat adalah keharusan untuk Pemerintah Kota Bandar Lampung. Dengan menutup tempat maksiat, Pemkot telah menghargai Ramadan dan umat Islam. Dengan begitu, Pemkot juga telah meminimalkan tindak kriminalisasi di kota ini.
Imam dalam pernyataan sikap Forkapmi, menambahkan, selama Ramadan, pihaknya juga meminta pemerintah menyita semua bentuk petasan karena bisa mengganggu kenyamanan ibadah.
Imam menuturkan selama Ramadan, Forkapmi juga meminta rumah makan untuk menutup gerainya dengan tirai. Meskipun tidak menutup total tempat usahanya, diharapkan rumah makan menghormati kaum muslimin yang sedang berpuasa.
Dalam aksinya Jumat siang, seratusan pelajar memulai aksi dengan berjalan kaki dari lapangan Enggal menuju Jalan Kartini, Jalan Raden Intan, bundaran Tugu Adipura, dan kembali ke lapangan Enggal.
Selain pelajar, aksi simpatik ini juga diikuti puluhan aktivis Forum Kerja Sama Alumni Rohis (FKAR) Bandar Lampung. Ketua FKAR Ma'rufi mengatakan aksi kali ini bertujuan menggemakan Ramadan di kalangan pelajar dan masyarakat umum. Ia mengatakan menggemakan datangnya Ramadan dianggap penting karena ini menyangkut ibadah puasa yang datangnya setahun sekali.
Ma'rufi menjelaskan setiap muslim sejatinya bersukacita dengan datangnya Ramadan. Dalam aksi kali ini, peserta juga mendemonstrasikan freeze mob (berdiam diri) yang menunjukkan sukacita atas datangnya Ramadan. Yang menarik, Forkapmi dan FKAR memilih gaya terbaik dalam freeze mob kali ini
Ketua Umum Forkapmi Imam Tohid dalam aksi simpatik seratusan pelajar muslim, Jumat (21-6), di bundaran Adipura, mengatakan penutupan tempat maksiat adalah keharusan untuk Pemerintah Kota Bandar Lampung. Dengan menutup tempat maksiat, Pemkot telah menghargai Ramadan dan umat Islam. Dengan begitu, Pemkot juga telah meminimalkan tindak kriminalisasi di kota ini.
Imam dalam pernyataan sikap Forkapmi, menambahkan, selama Ramadan, pihaknya juga meminta pemerintah menyita semua bentuk petasan karena bisa mengganggu kenyamanan ibadah.
Imam menuturkan selama Ramadan, Forkapmi juga meminta rumah makan untuk menutup gerainya dengan tirai. Meskipun tidak menutup total tempat usahanya, diharapkan rumah makan menghormati kaum muslimin yang sedang berpuasa.
Dalam aksinya Jumat siang, seratusan pelajar memulai aksi dengan berjalan kaki dari lapangan Enggal menuju Jalan Kartini, Jalan Raden Intan, bundaran Tugu Adipura, dan kembali ke lapangan Enggal.
Selain pelajar, aksi simpatik ini juga diikuti puluhan aktivis Forum Kerja Sama Alumni Rohis (FKAR) Bandar Lampung. Ketua FKAR Ma'rufi mengatakan aksi kali ini bertujuan menggemakan Ramadan di kalangan pelajar dan masyarakat umum. Ia mengatakan menggemakan datangnya Ramadan dianggap penting karena ini menyangkut ibadah puasa yang datangnya setahun sekali.
Ma'rufi menjelaskan setiap muslim sejatinya bersukacita dengan datangnya Ramadan. Dalam aksi kali ini, peserta juga mendemonstrasikan freeze mob (berdiam diri) yang menunjukkan sukacita atas datangnya Ramadan. Yang menarik, Forkapmi dan FKAR memilih gaya terbaik dalam freeze mob kali ini
No comments:
Post a Comment
assalamualaikum