Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Diposkan oleh putry asy-syifa pada Selasa, 23 April 2013 | 07.00 WIB
 
“Mbok yo kamu itu fokus sama skripsimu, Nur” kata salah seorang teman yang melihat saya datang dari rumah ustadz untuk menemani anak beliau belajar.
“Insya Allah dengan memudahkan urusan orang lain, Allah akan memudahkan urusan kita, Mbak” jawab saya waktu itu.

Entah dari mana jawaban itu datang. Saya sedikit ingat mengenai perkataan ustadz “Barang siapa yang memudahkan urusan orang lain maka Allah akan memudahkan urusan kita” yang ternyata itu terdapat dalam hadits Arbain Nawawi nomor 36. Lengkapnya: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaii wasallam bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hambaNya selama hambaNya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim)

Hadits ini kemudian saya jadikan prinsip saya selama mengerjakan skripsi saya. Tak ada alasan untuk tidak memenuhi hak orang lain hanya dengan alasan skripsi, tidak ada alasan tidak bisa ketika ada yang membutuhkan kita, lantaran kita sibuk mengerjakan skripsi.

Saya masih ingat waktu itu saya yang hampir putus asa untuk mengejar ujian priode ini, namun kemudian perlahan kemudahan itu datang. Padahal waktu itu deadline ujian kurang dua minggu, sementara saya belum tes TOEFL yang harus memenuhi skor 400. Padahal bahasa Inggris saya sangat kacau. Namun itulah kuasa Allah. Kemudahan itu datang. Bahkan saat teman satu dosen pembimbing bimbingan hampir satu jam, sementara saya langsung di ACC begitu saja. Saya waktu itu sampai tercengang. Namun itulah kenyataannya.

Dan saya masih ingat betul waktu sehari sebelum ujian pendadaran santri saya ada yang meninggal. Dan malamnya jam setengah sebelas setelah printer dan laptop saya ngadat saya harus membawa santri saya ke rumah sakit yang membuat saya harus menunda belajar. Kemudian esoknya saya harus ngurusin snack teman yang akan uijan juga. Tapi apa saudaraku? Saya termasuk ujian paling cepat diantara teman-teman. Kurang dari 25 menit. Dosen hanya tanya beberapa saja. Tak ada bantai-membantai seperti yang saya bayangkan. Yaah meskipun saya ndak bisa mendapatkan nilai A bulat.

Dan ini menjadi pelajaran berharga buat saya, bagaimana ketika kita memudahkan urusan saudara kita di dunia maka Allah akan memudahkan urusan kita di dunia dan akhirat. Sesibuk apapun jangan segan untuk membantu saudara kita, karena kita ndak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita nanti bahkan esok hari. Waallahu a'lam bish shawab. [Ukhtu Emil]

No comments:

Post a Comment

assalamualaikum

Bottom Ad [Post Page]